masai-land-rover.com

masai-land-rover.com – Pemain-pemain lokal Indonesia tampaknya resah dengan wacana baru untuk memperkenalkan kuota delapan pemain asing di Liga 1 untuk musim depan. Kebijakan tersebut akan mengizinkan klub untuk menggunakan enam pemain asing bebas ditambah dua pemain asal Asia. Selama pertandingan, klub hanya diizinkan menurunkan lima pemain asing ditambah satu pemain Asia sebagai starter, sementara sisanya harus duduk di bangku cadangan. Pemain-pemain di bangku cadangan hanya dapat dimainkan sebagai pengganti pemain asing lainnya.

Rencana ini muncul sebagai tanggapan atas eskalasi harga para pemain lokal, terutama mereka yang telah memiliki pengalaman di tim nasional, yang cenderung memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Sebagai bentuk protes, para pemain lokal telah memulai kampanye ‘inisepakbolaindonesia?’ di media sosial, yang mempertanyakan esensi dari keberadaan kompetisi sepak bola di Indonesia. Kampanye ini diikuti oleh banyak pemain dari Liga 1, walaupun belum ada yang secara terbuka memberikan komentar ketika diminta konfirmasi.

Di sisi lain, kebijakan serupa sudah diterapkan di negara-negara lain seperti Malaysia dan Thailand, yang telah mengadaptasi kuota pemain asing dalam jumlah yang besar sebagai bagian dari normalisasi dalam era globalisasi. Liga Super Malaysia, misalnya, memperbolehkan klub untuk merekrut sembilan pemain asing dengan komposisi spesifik, sedangkan di Thai League jumlah kuota pemain asing juga mirip, dengan sedikit variasi pada komposisi pemain Asia dan ASEAN.

Namun, keberhasilan pemain lokal seperti Supachai Chaided yang berhasil menjadi topskor Thai League selama dua musim berturut-turut menunjukkan bahwa talenta lokal masih dapat bersaing meskipun adanya persaingan dari pemain asing. Hal ini membuktikan bahwa kualitas pemain lokal masih memiliki tempat penting dan dapat bersaing di kancah internasional.

By admin